Simbol hukum dan keluarga
Memiliki akta kelahiran adalah hak setiap anak dan merupakan dokumen penting untuk berbagai urusan administrasi. Namun, bagi pasangan yang melangsungkan pernikahan secara siri, proses pengurusan akta kelahiran bagi anak mereka terkadang menimbulkan pertanyaan dan kebingungan. Artikel ini akan mengupas tuntas cara membuat akta kelahiran dari pernikahan siri secara legal dan sah di mata hukum Indonesia.
Pernikahan siri, yaitu pernikahan yang tidak dicatatkan pada instansi pencatat nikah resmi (seperti KUA untuk Muslim atau Catatan Sipil untuk non-Muslim), memiliki konsekuensi hukum yang terbatas di Indonesia. Meskipun diakui oleh agama, pernikahan siri tidak memberikan kekuatan hukum pembuktian terhadap adanya perkawinan bagi pihak yang bersangkutan. Hal ini berdampak langsung pada status anak yang lahir dari pernikahan tersebut, terutama dalam hal pencatatan akta kelahiran.
Tanpa adanya bukti sah pernikahan, anak yang lahir dari pernikahan siri tidak otomatis tercatat memiliki ayah dalam akta kelahirannya. Menurut undang-undang, pencatatan kelahiran yang mencantumkan nama ayah hanya dapat dilakukan jika orang tua anak terdaftar dalam perkawinan yang sah dan tercatat. Namun, jangan khawatir, ada solusi hukum yang memungkinkan anak dari pernikahan siri mendapatkan hak akta kelahirannya.
Proses ini biasanya melibatkan beberapa tahapan yang didasarkan pada putusan pengadilan. Intinya adalah untuk melegalkan status pernikahan dan anak agar dapat dicatatkan secara resmi.
Langkah pertama dan paling krusial adalah mengajukan permohonan Itsbat Nikah ke Pengadilan Agama (bagi yang beragama Islam) atau Pengadilan Negeri (bagi non-Muslim). Itsbat nikah adalah proses pengesahan atau pengakuan pernikahan yang dilakukan oleh pengadilan. Permohonan ini diajukan oleh salah satu atau kedua pihak yang melangsungkan pernikahan siri.
Syarat umum untuk mengajukan itsbat nikah antara lain:
Pengadilan akan memverifikasi keabsahan pernikahan berdasarkan keterangan saksi dan bukti yang ada. Jika dikabulkan, pengadilan akan mengeluarkan penetapan itsbat nikah.
Setelah mendapatkan penetapan itsbat nikah dari pengadilan, Anda perlu membawa penetapan tersebut ke Kantor Urusan Agama (KUA) atau Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) setempat untuk dicatatkan secara resmi. Pencatatan ini akan membuat pernikahan Anda memiliki kekuatan hukum yang sah dan tercatat di negara.
Dengan pernikahan yang kini sudah sah dan tercatat, Anda dapat mengajukan permohonan akta kelahiran anak. Persyaratannya umumnya sama dengan pengajuan akta kelahiran pada umumnya, namun kini Anda memiliki dokumen pendukung berupa:
Penting untuk dicatat bahwa pengajuan akta kelahiran ini sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 60 hari setelah anak lahir untuk kemudahan proses. Jika sudah melewati batas waktu tersebut, mungkin akan ada prosedur tambahan atau denda sesuai kebijakan daerah.
Akta kelahiran bukan sekadar dokumen identitas. Anak yang memiliki akta kelahiran memiliki hak-hak dasar yang lebih terjamin, seperti:
Oleh karena itu, memastikan anak Anda terdaftar dalam akta kelahiran adalah langkah krusial demi masa depan mereka.
Proses itsbat nikah dan pengajuan akta kelahiran bisa memakan waktu dan memerlukan kesabaran. Setiap daerah mungkin memiliki sedikit perbedaan dalam prosedur atau dokumen yang diminta. Sangat disarankan untuk berkonsultasi langsung dengan pihak Pengadilan Agama/Negeri setempat dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk mendapatkan informasi yang paling akurat dan terkini.
Meskipun pernikahan siri memiliki keterbatasan hukum awal, negara telah menyediakan jalur untuk melegalkan status pernikahan dan memastikan hak anak tetap terpenuhi. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat membantu anak Anda mendapatkan hak mendasar berupa akta kelahiran yang sah.
Kembali ke Atas