Mengeluarkan sperma atau ejakulasi adalah proses alami yang seharusnya berlangsung tanpa rasa sakit. Namun, bagi sebagian pria, sensasi nyeri yang tajam, tumpul, atau rasa tidak nyaman saat atau setelah ejakulasi dapat menjadi keluhan yang mengganggu. Kondisi ini, dalam istilah medis dikenal sebagai dysorgasmia atau post-ejaculatory pain, bukanlah hal yang normal dan sering kali menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang mendasarinya.
Penyebab Umum Nyeri Saat Ejakulasi
Ada berbagai macam faktor yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya rasa sakit saat ejakulasi. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa kondisi yang paling sering dikaitkan dengan gejala ini:
1. Infeksi dan Peradangan
Salah satu penyebab paling umum adalah infeksi pada saluran reproduksi. Infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia, gonore, atau herpes genital sering kali menyebabkan peradangan pada epididimis (saluran di belakang testis tempat sperma matang) atau vas deferens (saluran yang membawa sperma). Selain itu, prostatitis, yaitu peradangan pada kelenjar prostat, juga sering memicu rasa sakit yang menjalar saat ejakulasi.
2. Masalah pada Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat memainkan peran penting dalam produksi cairan semen. Jika prostat mengalami peradangan (prostatitis) atau pembesaran (BPH), kontraksi yang terjadi selama orgasme dan ejakulasi dapat menyebabkan tekanan dan rasa sakit yang signifikan. Nyeri ini sering kali terasa di area panggul, perineum (area antara skrotum dan anus), atau punggung bawah.
3. Epididimitis dan Vas Deferentitis
Epididimis adalah struktur yang sangat sensitif. Peradangan pada epididimis (epididimitis) atau pada vas deferens (vas deferentitis) sering kali menimbulkan rasa nyeri tajam selama atau segera setelah ejakulasi karena tekanan yang meningkat di dalam saluran tersebut saat cairan bergerak keluar.
4. Obstruksi Saluran Ejakulasi
Terkadang, penyumbatan kecil atau kista pada saluran ejakulasi dapat menghalangi aliran sperma. Ketika otot-otot berkontraksi untuk mendorong ejakulasi, tekanan yang terakumulasi di balik sumbatan ini dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat.
5. Masalah Neurologis dan Otot Panggul
Saraf yang terlibat dalam sensasi orgasme dan ejakulasi juga bisa menjadi sumber masalah. Cedera saraf, atau kondisi yang memengaruhi otot dasar panggul (seperti ketegangan kronis atau spasme), dapat menyebabkan nyeri karena kontraksi otot yang tidak normal saat klimaks.
Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?
Meskipun rasa sakit yang sesekali terjadi mungkin tidak selalu mengkhawatirkan, jika rasa sakit saat mengeluarkan sperma terjadi secara konsisten, semakin parah, atau disertai gejala lain, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi. Gejala penyerta yang memerlukan perhatian medis segera meliputi:
- Demam atau menggigil.
- Darah dalam air mani (hematospermia).
- Nyeri hebat yang menetap setelah ejakulasi.
- Kesulitan buang air kecil atau sering buang air kecil.
- Pembengkakan atau kemerahan pada area testis atau skrotum.
Diagnosis dan Pilihan Pengobatan
Diagnosis biasanya dimulai dengan anamnesis mendalam mengenai riwayat seksual dan medis Anda, diikuti dengan pemeriksaan fisik. Dokter mungkin akan merekomendasikan tes laboratorium, seperti tes urin dan kultur cairan ejakulat untuk mendeteksi adanya infeksi. Dalam beberapa kasus, pencitraan seperti USG panggul atau transrektal juga dapat dilakukan untuk melihat struktur prostat dan vesikula seminalis.
Pengobatan sangat bergantung pada penyebab yang ditemukan. Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, antibiotik akan diresepkan. Jika masalahnya terkait peradangan prostat, obat anti-inflamasi atau alfa-blocker mungkin diperlukan untuk meredakan gejala. Untuk kasus nyeri kronis yang sulit diidentifikasi, terapi fisik panggul atau manajemen nyeri kronis mungkin menjadi pilihan.
Jangan abaikan rasa sakit saat ejakulasi. Ini adalah sinyal bahwa tubuh Anda mungkin sedang mengalami ketidakseimbangan atau infeksi. Penanganan dini oleh profesional kesehatan dapat mencegah komplikasi lebih lanjut dan mengembalikan kenyamanan Anda dalam aktivitas seksual.