Cairan Raksa: Mengenal Lebih Dekat Benda Berkilau yang Penuh Misteri

Cairan raksa, atau yang dikenal juga sebagai merkuri, adalah elemen kimia dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Keunikannya terletak pada wujudnya yang cair pada suhu kamar, berbeda dengan logam lainnya yang berbentuk padat. Kilauan peraknya yang khas membuatnya menarik perhatian sejak zaman kuno, dan penggunaannya telah merambah ke berbagai bidang. Namun, di balik kilaunya, tersimpan potensi bahaya yang signifikan bagi kesehatan manusia dan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

Sifat Unik Cairan Raksa

Raksa memiliki beberapa sifat fisik dan kimia yang membuatnya istimewa. Selain wujudnya yang cair, ia juga memiliki tegangan permukaan yang tinggi, sehingga membentuk tetesan-tetesan kecil yang mudah bergerak. Kepadatannya yang cukup tinggi juga membuatnya terasa berat. Raksa adalah konduktor listrik yang baik, meskipun tidak sebaik tembaga atau perak. Dalam hal reaktivitas, raksa relatif kurang reaktif dibandingkan banyak logam lain, namun dapat membentuk amalgam dengan logam lain, kecuali besi, platina, dan beberapa logam mulia lainnya.

Sejarah Penggunaan dan Manfaat

Penggunaan raksa telah tercatat sejak peradaban kuno. Bangsa Mesir Kuno, Romawi, dan Tiongkok telah memanfaatkan raksa untuk berbagai keperluan, mulai dari kosmetik, pengobatan tradisional, hingga pembuatan emas palsu. Di era yang lebih modern, raksa memiliki peran penting dalam teknologi dan industri:

• Termometer dan Barometer: Sifat ekspansi termal raksa yang linier membuatnya ideal sebagai pengisi termometer, memungkinkan pengukuran suhu yang akurat. Dalam barometer, raksa digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer.
• Lampu Fluorescent: Uap raksa berperan penting dalam menghasilkan cahaya pada lampu fluorescent. Arus listrik yang melewati uap raksa menghasilkan radiasi ultraviolet yang kemudian diubah menjadi cahaya tampak oleh lapisan fosfor di dalam tabung.
• Saklar Listrik: Raksa cair digunakan dalam saklar listrik tertentu, terutama pada peralatan yang membutuhkan penutupan sirkuit yang cepat dan andal.
• Industri Gigi: Amalgam raksa pernah menjadi bahan pengisi gigi yang populer karena daya tahan dan kemampuannya menyatu dengan gigi.
• Industri Kimia: Raksa dan senyawanya digunakan dalam berbagai proses industri, seperti produksi klor-alkali, katalisator, dan bahan kimia lainnya.

Bahaya Tersembunyi: Toksisitas Raksa

Meskipun memiliki manfaat, bahaya raksa tidak bisa diabaikan. Raksa, terutama dalam bentuk uap dan senyawanya (seperti metilmerkuri), sangat beracun bagi sistem saraf, ginjal, dan organ tubuh lainnya. Paparan raksa dapat terjadi melalui beberapa cara:

• Inhalasi Uap Raksa: Menghirup uap raksa, yang dapat terlepas dari termometer atau lampu yang pecah, adalah jalur paparan yang sangat berbahaya. Uap raksa dapat dengan mudah masuk ke aliran darah melalui paru-paru dan menyerang sistem saraf pusat.
• Konsumsi Makanan Terkontaminasi: Metilmerkuri, bentuk organik raksa yang paling beracun, dapat terakumulasi dalam rantai makanan, terutama pada ikan besar. Konsumsi ikan yang terkontaminasi raksa dalam jumlah besar dapat menyebabkan keracunan, terutama berbahaya bagi janin dan anak-anak yang sedang berkembang.
• Kontak Kulit: Meskipun kurang berbahaya dibandingkan inhalasi atau konsumsi, kontak langsung dengan kulit dapat menyebabkan iritasi.

Gejala keracunan raksa dapat bervariasi tergantung pada tingkat paparan dan bentuk raksa. Gejala umum meliputi tremor, kesulitan berbicara dan berjalan, gangguan penglihatan dan pendengaran, kelemahan otot, serta masalah kognitif dan memori. Pada kasus yang parah, keracunan raksa dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, bahkan kematian.

Penanganan dan Pencegahan

Mengingat toksisitasnya, penanganan raksa harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Jika terjadi tumpahan raksa dari termometer atau alat lainnya, langkah-langkah pencegahan berikut sangat penting:

• Jaga Jarak: Segera evakuasi area yang terkena tumpahan, terutama anak-anak dan hewan peliharaan.
• Ventilasi Ruangan: Buka jendela dan pintu untuk memastikan sirkulasi udara yang baik.
• Jangan Dihirup: Hindari menghirup uap yang mungkin terlepas.
• Jangan Disapu: Menyapu akan menyebarkan tetesan raksa dan membuatnya lebih sulit dibersihkan.
• Gunakan Alat Pelindung: Kenakan sarung tangan karet dan masker jika memungkinkan.
• Kumpulkan Tetesan: Gunakan pipet atau selembar kertas kaku untuk mengumpulkan tetesan raksa. Pindahkan ke dalam wadah kedap udara, seperti botol kaca dengan tutup.
• Gunakan Sulfur: Taburkan sedikit bubuk sulfur di area tumpahan. Sulfur akan bereaksi dengan raksa dan membentuk senyawa yang lebih aman untuk dikumpulkan.
• Buang dengan Aman: Wadah berisi raksa harus dibuang sebagai limbah berbahaya. Hubungi dinas kebersihan setempat atau pusat pengelolaan limbah B3 untuk prosedur pembuangan yang benar.

Di banyak negara, penggunaan raksa dalam berbagai produk, seperti termometer medis dan beberapa jenis lampu, telah dibatasi atau dilarang demi melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Kesadaran akan bahaya raksa dan praktik penanganan yang aman sangat krusial untuk mencegah keracunan.

Cairan raksa memang memiliki daya tarik tersendiri dengan sifatnya yang unik, namun penting untuk selalu mengingat potensi bahayanya. Dengan informasi yang tepat dan tindakan pencegahan yang benar, kita dapat meminimalkan risiko yang terkait dengan elemen yang luar biasa namun berbahaya ini.