Dalam ajaran Islam, berbakti kepada orang tua (birrul walidain) menempati posisi yang sangat mulia, sering kali disejajarkan dengan ibadah yang paling utama, yaitu shalat dan zakat. Kedudukan orang tua dalam pandangan agama diangkat sangat tinggi, mengingat jasa dan pengorbanan yang telah mereka curahkan sejak kita lahir hingga dewasa. Memahami dan mengamalkan akhlak berbakti bukan sekadar kewajiban, melainkan sebuah manifestasi keimanan sejati.
Kedekatan perintah untuk berbakti kepada orang tua dengan perintah untuk bertauhid (mengesakan Allah) dalam banyak teks suci menunjukkan betapa krusialnya hubungan ini. Seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya sering kali dianggap telah menodai fondasi moral agamanya sendiri. Oleh karena itu, penekanan pada kesopanan, ketaatan, dan kasih sayang kepada kedua orang tua adalah pilar utama dalam pembentukan karakter seorang Muslim.
Bentuk Nyata Akhlak Berbakti
Berbakti bukan hanya sebatas memberikan nafkah di usia senja mereka, tetapi mencakup spektrum luas dari perilaku dan ucapan sehari-hari. Berikut adalah beberapa manifestasi utama dari akhlak berbakti yang harus ditanamkan:
- Menjaga Lisan (Tutur Kata): Tidak mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, kasar, atau merendahkan (seperti kata "ah" atau "uf"). Sikap ini harus dijaga bahkan ketika orang tua sudah sangat menua dan terkadang sulit dipahami.
- Taat dalam Kebaikan: Mentaati segala perintah orang tua selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syariat agama. Ketaatan ini harus dilakukan dengan kerelaan hati, bukan terpaksa.
- Menjaga Nama Baik Mereka: Menjaga kehormatan dan nama baik orang tua di hadapan siapapun, baik ketika mereka ada maupun telah tiada.
- Mendoakan Sepenuh Hati: Memohon ampunan dan rahmat Allah untuk kedua orang tua secara rutin, mengakui segala jasa mereka yang tak terhitung.
- Mengutamakan Kenyamanan Mereka: Mendahulukan kebutuhan dan kenyamanan mereka di atas keinginan pribadi, terutama ketika mereka membutuhkan bantuan fisik atau emosional.
Pengorbanan Ibu dan Ayah
Pengorbanan seorang ibu seringkali digambarkan lebih intens, terutama karena proses mengandung, melahirkan, dan menyusui. Namun, peran ayah sebagai tulang punggung keluarga yang berjuang mencari rezeki halal juga tidak boleh diabaikan. Seorang anak harus menyadari bahwa setiap kenyamanan yang dirasakan adalah hasil jerih payah mereka. Jika ibu mengandung dengan susah payah, maka balasannya tidak akan pernah cukup meskipun dibayar dengan seluruh harta dunia.
Dalam konteks modern, tantangan berbakti seringkali muncul karena jarak geografis atau perbedaan pandangan hidup. Namun, teknologi memudahkan komunikasi. Meskipun tidak bisa hadir secara fisik, mengirimkan salam, kabar, atau sekadar melakukan panggilan video adalah cara modern untuk menunjukkan perhatian. Tidak ada alasan untuk memutus hubungan baik hanya karena kesibukan duniawi.
Buah Manis Berbakti: Keberkahan Hidup
Akhlak berbakti kepada orang tua tidak hanya bermanfaat bagi mereka, tetapi juga membawa dampak positif luar biasa bagi kehidupan si anak. Berbakti adalah investasi jangka panjang yang hasilnya berupa keberkahan dalam rezeki, kemudahan dalam setiap urusan, dan ketenangan batin. Doa orang tua yang tulus menjadi pelindung terbesar dalam menghadapi kesulitan hidup. Sebaliknya, durhaka kepada mereka diyakini akan mendatangkan kegelapan dan kesempitan di dunia, belum lagi pertanggungjawaban di akhirat.
Maka dari itu, mari kita jadikan penghormatan kepada orang tua sebagai kompas utama dalam setiap langkah kita. Perlakukanlah mereka dengan kelembutan yang sama saat mereka merawat kita ketika kita tidak mampu melakukan apa-apa. Memenuhi hak mereka adalah jalan paling pasti menuju ridha Allah SWT dan kunci menuju kebahagiaan sejati.